Banyak pemilik mobil yang mengeluhkan kasus di mana setelah turun mesin kondisi mobil masih ngebul. Akibatnya rasa kecewa dan khawatirpun muncul. Jangan-jangan sudah bayar mahal, namun pengerjaan tidak beres.
Untuk anda yang bingung mengapa hal ini terjadi, berikut ini beberapa penyebab masalah yang sering terjadi. Semoga bermanfaat.
Daftar isi
Penyebab Habis Turun Mesin Mobil Masih Ngebul
Jika bicara mobil masih ngebul setelah turun mesin, maka tentunya jelas terjadi karena masih ada masalah di mobil yang belum 100 persen tuntas. Nah beberapa masalah tersebut itu di antaranya adalah:
Pemasangan Komponen yang Kurang Presisi
Ada banyak alasan mengapa komponen atau part bisa dipasang kurang pass. Mulai dari teledor, sampai karena partnya ternyata tidak kompatible.
Akibat dari pemasangan yang tidak presisi ini menyebabkan oli bisa rembes di ruang pembakaran. Akibat lainnya adalah gesekan berlebihan antara piston dengan dinding piston. Akibatnya ada area baret di komponen tersebut.
Kesalahan Prosedur Turun Mesin
Selain karena adanya ketidak-telitian dalam pemasangan, mobil yang masih ngebul walaupun telah turun mesin bisa jadi disebabkan oleh adanya kesalahan prosedur.
Misalnya, mesin yang dibersihkan bagian dalamnya ternyata tidak bersih. Atau ada air yang menempel di mesin.
Kesalahan prosedur lainnya bisa jadi disebabkan oleh adanya part yang tidak dipasang. Bisa jadi mekanik lupa sehingga mobil tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Mengabaikan Inreyen
Habis Turun Mesin Mobil Masih Ngebul, Beberapa mobil memerlukan waktu inreyen setelah turun mesin.
Inreyen adalah proses di mana semua part akan menyesuaikan diri dengan cara kerja mobil. Dan memberikan waktu pelumas untuk melumasi semua bagian part.
Nah, di masa inreyen ini, mobil yang baru turun mesin sebaiknya digunakan secara normal dan hati-hati.
Tidak dianjurkan untuk dibawa ngebut, atau bepergian jauh. Jika hal ini diabaikan, mesin mobil bisa saja rontok dan menyebabkan mobil kembali ngebul.
Solusi yang Sebaiknya Dilakukan
Untuk anda yang masih bingung apakah Habis Turun Mesin Mobil Masih Ngebul, silahkan melakukan pengecheckan mobil terlebih dahulu.
Dokter Mobil memberikan free pengecheckan mobil. Selain itu anda juga akan mendapatkan estimasi biaya untuk turun mesin pada mobil anda.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi bengkel mobil terdekat dari Dokter Mobil
FAQ Seputar Asap Knalpot Mobil Setelah Turun Mesin
1. Bagaimana cara membedakan jenis asap (putih, biru, hitam) yang keluar dari knalpot setelah turun mesin, dan apa indikasi dari masing-masing warna asap tersebut terkait masalah yang mungkin terjadi?
Memahami warna asap knalpot itu penting banget buat tahu masalahnya di mana. Ini penjelasannya:
Asap Putih:
Tipis dan cepat hilang: Biasanya ini cuma uap air biasa, terutama saat pagi hari atau cuaca dingin. Ini normal dan tidak perlu khawatir.
Tebal, pekat, dan tidak hilang: Ini bisa jadi indikasi cairan pendingin (radiator coolant) masuk ke ruang bakar. Biasanya karena gasket kepala silinder rusak, blok mesin retak, atau cylinder head melengkung. Kalau ini terjadi, cairan pendingin akan berkurang drastis di tabung reservoir.
Asap Biru/Abu-abu Kebiruan:
Ini adalah tanda pasti oli mesin ikut terbakar di ruang pembakaran. Penyebabnya bisa macam-macam, seperti:
Ring piston aus atau patah: Oli bisa lolos dari celah ring piston.
Seal klep (valve seal) rusak: Oli rembes melalui celah batang klep.
Turun mesin yang tidak sempurna: Pemasangan seal atau gasket yang kurang presisi, atau ada bagian yang terlupa terpasang dengan benar setelah turun mesin, sehingga oli bocor ke ruang bakar.
Asap Hitam:
Biasanya menunjukkan pembakaran yang tidak sempurna atau terlalu banyak bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. Ini bisa disebabkan oleh:
Saringan udara kotor: Udara yang masuk kurang.
Injektor bahan bakar kotor atau bocor: Bahan bakar yang disemprotkan terlalu banyak.
Sensor Oksigen (O2 Sensor) bermasalah: Memberikan pembacaan salah ke ECU, sehingga suplai bahan bakar jadi tidak tepat.
Masalah pada sistem pengapian: Busi kotor atau koil lemah.
2. Berapa lama periode inreyen yang ideal untuk mobil setelah turun mesin, dan apa saja batasan kecepatan atau beban yang direkomendasikan selama periode tersebut?
Inreyen itu fase penting di mana komponen mesin yang baru diganti atau diservis akan menyesuaikan diri. Umumnya, periode inreyen yang ideal adalah sekitar 500 hingga 1.000 kilometer pertama setelah turun mesin.
Selama periode ini, ada beberapa batasan yang sebaiknya kamu perhatikan:
Hindari kecepatan tinggi: Jangan ngebut atau memacu mobil di kecepatan maksimal. Pertahankan kecepatan sedang, misalnya di bawah 80-100 km/jam, tergantung jenis mobil.
Hindari putaran mesin (RPM) tinggi: Jangan sering-sering menginjak gas dalam-dalam atau membuat mesin berteriak di RPM tinggi. Usahakan putaran mesin tetap di bawah 3.000 RPM.
Hindari beban berat: Jangan membawa muatan berlebihan atau menarik trailer.
Hindari akselerasi dan pengereman mendadak: Lakukan akselerasi dan pengereman secara halus dan bertahap.
Ganti oli sesuai rekomendasi: Ada beberapa bengkel yang menyarankan penggantian oli lebih cepat setelah inreyen pertama untuk membersihkan sisa-sisa gesekan komponen baru.
Tujuan dari inreyen adalah agar komponen seperti ring piston bisa beradaptasi sempurna dengan dinding silinder, sehingga mencegah kebocoran oli dan menjaga kompresi mesin.
3. Apa saja ciri-ciri atau indikasi visual pada komponen yang bisa dikenali pemilik mobil jika ada pemasangan yang kurang presisi atau kesalahan prosedur saat turun mesin?
Meski tidak semua bisa kamu lihat langsung tanpa alat khusus, ada beberapa indikasi visual yang bisa kamu curigai jika ada kesalahan pemasangan atau prosedur:
Remebesan atau tetesan oli: Cek di sekitar sambungan mesin, seperti di area gasket kepala silinder, tutup klep, atau seal kruk as. Jika ada rembesan oli baru, itu tanda pemasangan kurang rapat atau seal tidak benar.
Baut atau mur yang tidak terpasang: Coba lihat sekeliling mesin, pastikan semua baut dan mur terpasang pada tempatnya dan terlihat kencang. Terkadang ada baut yang kelupaan dipasang kembali.
Ceceran cairan: Periksa apakah ada ceceran cairan pendingin atau oli di sekitar mesin yang tidak seharusnya ada. Ini bisa jadi tanda kebocoran setelah pemasangan.
Bau asing: Selain bau asap knalpot, perhatikan jika ada bau oli terbakar yang kuat dari sekitar mesin saat mobil berjalan.
Suara aneh: Dengar apakah ada suara gemertak, mendecit, atau ketukan yang tidak biasa dari mesin setelah turun mesin. Ini bisa jadi indikasi komponen bergesekan atau longgar.
Jika menemukan salah satu tanda di atas, segera konsultasikan kembali ke bengkel yang melakukan turun mesin.
4. Apakah ada kemungkinan “ngebul” setelah turun mesin hanya bersifat sementara dan akan hilang seiring waktu, atau ini selalu menjadi indikasi masalah serius yang memerlukan penanganan segera?
Umumnya, “ngebul” setelah turun mesin itu bukan hal yang normal atau akan hilang sendirinya dalam jangka panjang. Walaupun terkadang ada kasus asap putih tipis karena sisa cairan pembersih di knalpot yang akan hilang setelah beberapa saat, namun jika asapnya tebal, biru, atau hitam, ini hampir selalu menjadi indikasi masalah serius yang memerlukan penanganan segera.
Jika dibiarkan, masalah ini bisa menyebabkan kerusakan komponen mesin lain yang lebih parah, seperti busi cepat kotor, catalytic converter mampet, atau bahkan mesin bisa jebol. Jadi, jangan tunda untuk memeriksakannya, ya.
5. Selain mengunjungi bengkel, adakah langkah pemeriksaan awal yang bisa dilakukan pemilik mobil sendiri untuk mengidentifikasi penyebab ngebul setelah turun mesin, sebelum memutuskan untuk membawa ke bengkel?
Tentu ada! Kamu bisa melakukan beberapa pemeriksaan awal sederhana:
Periksa ketinggian oli mesin: Pastikan oli tidak kurang atau malah terlalu banyak dari batas yang direkomendasikan pada dipstick. Oli berlebih juga bisa menyebabkan asap.
Periksa ketinggian cairan pendingin (radiator coolant): Jika asap putih tebal, cek apakah level cairan pendingin berkurang drastis di reservoir.
Cek kondisi busi: Jika memungkinkan, coba cabut satu atau dua busi. Busi yang ada kerak oli atau basah oli menunjukkan pembakaran oli. Busi yang berkerak hitam atau basah bensin menunjukkan pembakaran tidak sempurna.
Cium bau asap knalpot: Bau oli terbakar sangat khas (agak hangus/gosong) dan bisa membantumu membedakan dari uap air biasa.
Amati warna dan kepadatan asap: Lakukan ini saat mesin dingin dan juga saat mesin sudah panas. Perhatikan apakah asapnya terus-menerus atau hanya saat start awal.
Dengarkan suara mesin: Adakah suara-suara aneh seperti yang disebutkan di poin nomor 3?
Setelah melakukan pemeriksaan awal ini, kamu punya gambaran lebih jelas untuk disampaikan ke bengkel. Namun, untuk diagnosis dan perbaikan yang tepat, membawa mobil ke mekanik profesional tetap menjadi langkah terbaik.
Hubungi Bengkel Dokter Mobil Sekarang!
Halo Domo Lovers 👋, reservasi ke bengkel Kami sekarang juga dan dapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin