Kenali 3 Penyebab Umum Mesin Mobil Kijang Super Cepat Panas

Penyebab mesin mobil Kijang Super cepat panas bisa jadi masalah serius!

Mobil Kijang Super memang dikenal tangguh, tapi usia dan perawatan yang kurang tepat bisa membuatnya cepat panas.

Artikel ini akan membahas 3 penyebab utama mesin Kijang Super cepat panas, mulai dari radiator bermasalah, thermostat rusak, hingga oli yang sudah jelek.

Simak penjelasan lengkapnya agar Kijang Super anda tetap prima!

Penyebab mesin mobil kijang super cepat panas

1. Radiator Bermasalah

Cobalah untuk mengecek radiator mobil Kijang Super anda, apakah mengalami permasalahan?

Biasanya permasalahan radiator terletak pada saluran yang tersumbat oleh benda asing.

Mengapa terdapat benda asing?

Hal ini dikarenakan adanya korosi radiator yang disebabkan ketidaksesuaian penggunaan air radiator.

Salah satu pemicunya yakni air biasa atau air ledeng.

Tanpa dibekali senyawa kimia untuk memproteksi perlindungan mesin, maka akan timbul korosi hingga terkikis secara perlahan.

Untuk menghindari korosi pada radiator Kijang Super, hindari penggunaan air biasa atau air ledeng.

Sebaiknya gunakan coolant khusus radiator yang sudah diformulasikan dengan senyawa kimia untuk mencegah korosi, menjaga suhu optimal, dan melumasi komponen sistem pendingin.

Coolant tersedia dalam berbagai jenis dan warna, seperti hijau, merah, dan biru.

Pastikan Anda memilih coolant yang sesuai dengan spesifikasi Kijang Super dan mengganti coolant secara berkala sesuai rekomendasi pabrikan atau petunjuk pada kemasan coolant.

Radiator mempunyai fungsi vital dalam mengelola suhu mesin mobil.

Jika radiator mengalami masalah, maka secara otomatis sistem pendingin akan mengalami kekacauan sehingga menyebabkan mesin mobil cepat panas.

Jika hal ini tidak segera ditangani akan berakibat fatal bagi mobil tersebut.

Hal ini juga menyebabkan radiator menjadi bocor atau sobek pada selang.

Sehingga tidak heran bila kinerja radiator menjadi tidak maksimal, alhasil mesin mobil Kijang Super anda menjadi cepat panas.

Selain mesin cepat panas, ada beberapa tanda awal radiator bermasalah yang perlu diperhatikan pada Kijang Super Anda. Pertama, perhatikan indikator suhu di dashboard.

Jika jarum indikator sering bergerak ke arah H (hot) meskipun kondisi jalan tidak macet atau menanjak, bisa jadi ada masalah pada sistem pendingin, termasuk radiator.

Kedua, periksa kondisi air radiator secara rutin.

Pastikan air radiator berada pada level yang tepat dan tidak berkurang drastis.

Air radiator yang cepat habis bisa mengindikasikan adanya kebocoran pada sistem radiator.

Ketiga, perhatikan warna dan kondisi air radiator.

Jika air radiator terlihat keruh, berkarat, atau tercampur oli, segera lakukan pemeriksaan ke bengkel.

Terakhir, waspadai adanya tetesan air di bawah mobil.

Jika Anda menemukan genangan air berwarna hijau atau kuning setelah memarkirkan mobil, kemungkinan ada kebocoran pada radiator, selang radiator, atau komponen lainnya.

2. Thermostat Tidak Berfungsi

Sudahkah anda mengetahui pentingnya thermostat bagi mesin mobil?

Yup, alat ini bekerja mengukur suhu mesin yang berkaitan dengan radiator.

Ketika mesin panas, maka radiator langsung bekera untuk mendinginkan mesin.

Jika thermostat mengalami masalah kerusakan hingga tidak berfungsi dengan baik, maka tentu sistem sirkulasi air pendingin akan terganggu sehingga menyebabkan terjadinya overheating pada mesin mobil Anda.

Thermostat pada Kijang Super berfungsi mengatur aliran air pendingin ke radiator.

Untuk memeriksa kondisinya, Anda bisa melakukan beberapa langkah.

Pertama, panaskan mesin mobil hingga mencapai suhu kerja normal.

Kemudian, rasakan selang radiator atas.

Jika selang tersebut terasa dingin saat mesin sudah panas, kemungkinan thermostat mengalami kerusakan dan tidak membuka untuk mengalirkan air ke radiator.

Anda juga bisa melepas thermostat dan merendamnya dalam air panas sambil memeriksa apakah katupnya membuka dan menutup dengan baik.

Jika thermostat rusak, sebaiknya diganti dengan yang baru karena komponen ini relatif murah dan penggantiannya cukup mudah.

3. Oli Sudah Jelek

Kapan anda terakhir mengganti oli mobil?

Jarang mengganti oli mobil dapat menyebabkan kualitas oli menurun meskipun mobil jarang digunakan.

Oli mengendap dalam tanki hingga berubah warna menjadi hitam pekat meninggalkan beragam kerak.

Tentu hal ini sangat tidak baik untuk performa mobil anda.

Oli yang sudah jelek tidak hanya menyebabkan mesin cepat panas, tetapi juga berdampak negatif lain pada Kijang Super Anda.

Oli yang kotor dan mengendap dapat menyumbat saluran oli dan filter oli, sehingga mengurangi efektivitas pelumasan dan meningkatkan gesekan antar komponen mesin.

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin seperti piston, ring piston, dan crankshaft.

Selain itu, oli yang jelek juga dapat menurunkan performa mesin, meningkatkan konsumsi bahan bakar, dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih buruk.

Baca Juga : Jangan Anggap Remeh, Ketahui Penyebab Oli Mobil Bocor

Seberapa penting oli bagi mobil anda? Oli merupakan komponen vital mesin yang berfungsi melumaskan pergesekan antar mesin agar kinerja optimal.

Sebab itu, kualitas oli sangat mempengaruhi mesin mobil anda.

Tidaklah mengherankan bila dengan kasus tersebut menyebabkan mesin menjadi cepat panas.

Agar performa Kijang Super tetap optimal dan terhindar dari masalah mesin cepat panas, ganti oli secara berkala.

Idealnya, penggantian oli dilakukan setiap 5.000 km atau 6 bulan sekali, mana yang tercapai lebih dulu.

Namun, interval penggantian oli juga bisa disesuaikan dengan kondisi penggunaan dan jenis oli yang digunakan.

Jika Kijang Super Anda sering digunakan untuk perjalanan jauh atau di medan berat, interval penggantian oli bisa diperpendek.

Selalu gunakan oli dengan spesifikasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan Kijang Super.

Itulah ulasan terkait penyebab mesin mobil kijang super cepat panas. Solusi terbaik ialah dengan membawa ke bengkel terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, sebab mobil berumur memang rentan terhadap berbagai jenis kerusakan.